
Assalamualaikum.
InsyaAllah, tulisan-tulisan selepas ini akan lebih matang, berisi dan terisi. Menulis; bagi saya, Nadim; mengolah-olah kata, asalnya sekadar satu pelepasan diri daripada realiti; membawa jiwa jauh-jauh, ke satu lembah tak terungkapkan.
Menulis saya, bukan pada sebab mencari nama; tertulis Nadim atas sengaja; mungkin juga saja-saja meninggalkan jejak-jejak dalam masa.
Untuk mereka yang mengikuti sususan kata saya daripada awal;
atau menelaah tinta tertera; satu demi satu adalah satu cerita yang berulang.
Diolah lagi; lantas saya mengulangi lagi:- temanya satu. Saya.
Lantas, bila dunia langsung bertanya:-"cerita itu, sekadar ini?, jumud; kecil, tiada makna!". Hanya senyum menyambut soal. Cerita kecil itu membina; yang jumud itu berharga, tiada makna itu berjuta!. Soalnya, cerita kecil kita pada orang; boleh jadi satu warna yang tiada lansung; atau tidak mungkin pudar dalam kanvas hidup kita.
Nadim adalah satu nama; yang pena dan tintanya baru mula diasah, sedang membesar dan belajar; masih menekuni dan meneliti, tatkala mengerti dan memahami dunia, cerita bersamanya; hidup dan kehidupan.Adapun yang tertulis dan tercatat adalah refleksi diri; masih pada diri saya.Apa-apa yang dicoret, yang sempat ditulis adalah rakaman peristiwa yang menghilangkan resah; memadamkan kecewa dan meringankan hampa. Juga ada warna ceria; bisik-bisik bahagia dengan harapan yang paling tinggi! Dan masa berlalu, terus mengajar; juga adakala saya sendiri leka terikatnya.
Menulis ini adalah satu kesusahan juga; setidaknya saja bukan profilik yang puitis; yang sentiasa memuntahkan gubahan seindah kata. Sekadar mampu Nadim itu mengorak tinta dan penanya pada masa sekian; yang tiada pernah tahu bila, atau sekian yang datang dan pergi seketika. Maka pena Nadim ini, terangkat; dan tercoret tinta Nadim ini hanya rawak; atau langsung sekadar meneletakkan patah kata; dan menyusunnya selepas satu, satu.
Terbaca pernah saya, akan makalah:- "yang besar, tidak hanya tentangnya"; yakni penulis yang besar tidak akan hanya mengikat bait kata pada dirinya; seperti saya.
Sungguh, itu benar. Saya akukan; malah bersetuju dengan habis.Dan daripada itu, saya bertanya akan diri, "sampai manakah kita berkisah?".Masa juga membawa jawapan; bila kita melihat dengan necara ISLAM dan IMAN; semuanya menuju TUHAN.Nadim Muhammad telah mendapat satu inspirasi yang tidak pernah dierti; bahkan dahulunya, tidak mungkin dengan saja:-spontan; dapat menjengah dalam takah begini.Seungkap syukur, adalah hidayah itu pada-Nya, diberikan pada yang dihendak-Nya;maka tertariklah oleh-Nya daripada siapa jua. Ya Allah, tetapkan padaku.
Menulis adalah bicara-bicara yang saya diamkan; atas saya secara peribadi tidak banyak katanya; setulis lalu:- ada pada tekanan membuatkan diri ada ini lebih banyak diam meneliti daripada terus menjengah, terburu dalam tindak. Lalu butiran makna hidup yang dikutip satu demi satu, dengan payahnya; menjadi kukuh dalam kata yang ditulis. Tema juga tetap satu:-saya.
Mereka berkata lagi, "sampai bila?". Mungkin akan cukup saya mencoret makna tentang saya; bila saya mula berkata pada dunia. Menulis bukan satu kerja mudah. Apa lagi bila menulis sesuatu yang kelihatannya selapis, bila dihalusi dan ditekuni; lapisan demi lapisan tentang cerita duka, bahagia, kecewa itu muncul satu, satu.
Dan bila saya mencoret ini, sungguh; tertanya, "adakah yang isinya diertikan? atau berjaya dikunyah?"
Menutup kata ini, kali ini dengan satu erti.
Saya melangkah lagi, dengan langkah baru.
-untuk yg memahami, yg sudi mengerti-
Nadim Muhammad
1 ulasan:
suka baca tinta nadim
Catat Ulasan